Startup Teknologi Crowde Bantu BUMDes Masuk Industri Pertanian 4.0

Startup Teknologi Crowde Bantu BUMDes Masuk Industri Pertanian 4.0

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani untuk bisa memperluas pasar dan memperkaya akses modal. Nggak bisa dianggap remeh, peran petani di Indonesia bahkan menjadi salah satu tulang punggung pangan dan perekonomian nasional.

Terus memperkuat peran petani, startup agri-teknologi Crowde, baru-baru ini meresmikan kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat untuk memberdayakan industri pertanian 4.0 di wilayah tersebut.

Dengan memasukkan para petani ke dalam ekosistem, Corwde berharap hal ini akan memberikan pendampingan budidaya oleh para ahli, sarana produksi pertanian melalui mitra toko tani, serta membuka akses pasar yang didukung oleh 158 mitra off-taker Crowde yang akan menyalurkan hasil panen ke kanal retail modern dan juga industri pengolahan.

Selain itu, melalui kerja sama ini, Crowde juga mengklaim akan menyediakan akses permodalan yang dibutuhkan petani untuk memulai usahanya. Seperti sudah disinggung di atas, akses permodalan menjadi salah satu masalah yang dikeluhkan para petani di Indonesia.

CEO & Co-Founder Crowde Yohanes Sugihtononugroho menjelaskan, kerja sama ini berawal dari kesamaan misi antara Kamar Dagang dan Industri, yang merupakan wadah bagi para penggiat usaha di Indonesia. Bersama BUMDes Jawa Barat dan Crowde, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat desa dengan mendukung pengembangan usaha mereka melalui teknologi.

“Saat ini, kami terus beroperasi untuk melakukan sosialisasi yang luas kepada para petani, terutama untuk mengenalkan Crowde dan potensi kerjasama agar bisa mengembangkan ekonomi pertanian di pedesaan,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya.

Sebagai perusahaan agri-teknologi yang mempunyai misk memberdayakan petani melalui penyediaan ekosistem pertanian modern dari hulu ke hilir, Crowde menyebut telah menyalurkan pendanaan ke 37.000 petani selama tahun 2021.

Bantuan pendanaan ini turun dalam bentuk sarana produksi pertanian. Tidak hanya fokus pada permodalan, Crowde juga memberi pendampingan serta akses teknologi bagi petani untuk mengembangkan usaha dan mencapai kesejahteraan.

Yohanes menambahkan, Crowde hadir karena adanya kekhawatiran terhadap iniefisiensi produksi, krisis regenerasi, serta kesulitan modal yang kerap dialami petani. Padahal, sektor ini masih berperan vital untuk menunjang perekonomian negara dan terutama masyarakat pedesaan dimana sekitar 100 juta jiwa atau hampir separuh masyarakat Indonesia menggantungkan mata pencaharian di sektor agraris.

Walaupun berperan penting pada perekonomian negara, faktanya kesejahteraan para petani masih kurang optimal. Dari total 17 sektor industri di Indonesia, pertanian masih berada di peringkat kedua terbawah untuk rata-rata pendapatan per bulan, yakni hanya berkisar di angka Rp 1,9 jutaan saja berdasarkan data BPS per Agustus 2020.

“Dengan pilot project yang sedang dijalankan bersama BUMDes Jawa Barat, kami berharap ini bisa membuka pintu kolaborasi dengan puluhan BUMDes lainnya yang ada di Indonesia, terutama supaya ekosistem pertanian di desa bisa berjalan lebih efisien dan profitable,” tandas Yohanes.

Sumber: https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/29/03/2022/startup-teknologi-crowde-bantu-bumdes-masuk-industri-pertanian-4-0/